Saturday, June 26, 2010

Lemahnya suatu kehidupan


malam ini terasa beda bagiku, malam yang ga akan saya lupakan, disaat semua dunia sedang meriah dengan piala dunia, disaat semua warga Indonesia menyaksikan gerhana bulan parsial, dimana hari ini tanggal 26 Juni 2010.
saat sedang menonton tv, siaran piala dunia babak knock out antara Uruguay melawan Korea Selatan. Tiba-tiba saja HP berbunyi, dilayar kaca HP tertulis nama adikku. Dalam hati bertanya, "ada apa yang membuatnya tiba-tiba menghubungiku?"
suatu informasi buruk yang saya terima darinya, adik sepupu yang masih duduk dibangku SD kelas 3 sudah tiada, meninggal dunia beberapa jam yang lalu.

adik sepupuku ini memang terlahir dengan fisik yang kurang sehat, sejak pertama dy lahir di bumi ini, kami sudah tahu bahwa hari ini akan tiba. Setiap hari dia dapat bertahan hidup merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, keluarga juga berusaha untuk memberikan pengobatan yang terbaik buatnya, meskipun kami sudah tahu persentase untuk membuat dy sehat kembali adalah sangat kecil, namun kami tetap berusaha untuk mengundur kepergiannya.

ketika mendegar kabar buruk tersebut, saya tidak bisa berkata banyak. Saat itu saya cuma bisa berkata pada mama saya untuk terima kenyataan dan tabah saja. Yang paling saya khawatirkan adalah nenek saya, saya tahu kalau nenekku yang satu ini sangat peduli terhadap cucunya ini. Dirinya pasti merasa sakit sekali, apalagi orang tua anak ini yang juga paman saya. rasanya pasti perih seperti diiris-iris hatinya, mengapa tidak? karena darah daging dy sendiri juga, apalagi pamanku adalah orang terakir yang bersama adik sepupuku ini.
Bagaimana sih perasaannya saat mengetahui anaknya yang sudah tiada? mungkin awalnya dy hanya mengira anaknya tertidur, tapi setelah berulang kali membangunkannya namun tidak membuatnya bangun. seketika mungkin kaki dan tangannya menjadi dingin bahkan hatinya juga dingin.

Saya merasa ingin menangis juga, namun tidak saya lakukan. ga tahu kenapa saya tidak ingin larut dalam duka ini, saya berusaha untuk tegar dan tetap berkata pada diri sendiri bahwa inilah jalan yang diberikan Tuhan buatnya, mungkin Tuhan juga sayang padanya sehingga tidak tega melihatnya hidup sakit-sakitan didunia ini.
Tuhan telah mengambilnya kembali untuk dirawat didunia sana, semoga dy bisa berbahagia dialam sana dan selalu memberkati kedua orang tuanya agar bisa tetap tabah dan sabar. Disini saya dapat melihat begitu kuatnya Tuhan dan begitu lemahnya kehidupan.