Tuesday, April 29, 2014

Foto Prewedding

Setelah sekian lama vacuum menulis blog, hari ini ntah angin apa yang membawaku kemari sehingga, secara spontan saja saya menulis blog ini. Hari ini saya akan berbagi sedikit pengalaman sesi foto prewedding, semoga aja bermanfaat dan bisa menjadi gambaran untuk teman-temanku yang akan menikah.
Resepsi pernikahan saya dilaksanakan pada October 2013, jadi sekitar 6bulanan saya menikah.
Namun, persiapan menikah sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari, tepatnya pada bulan February 2013 ketika imlek. Saat itu ibu saya sudah mendesak saya untuk segera menikah karena berpacaran sudah 3tahun lebih dan umurku juga sudah cocok untuk menikah walaupun masih tergolong muda yaitu 26tahun pada saat itu.
Tentu setiap orang yang belum menikah pasti akan berpikir kalau suatu saat dirinya menikah pasti membutuhkan biaya yang sangat besar, apalagi untuk etnis tionghoa seperti saya. Sehingga banyak dari mereka yang selalu menunda pernikahan sampai mereka sudah mempunyai cukup modal (seperti mau buka usaha saja). Sebenarnya kalau mau irit sih bisa saja, toh juga menikah kan urusan berdua.
Pada bulan February 2013, saat itu saya dan istri saya mengunjungi toko bridal untuk melihat paket-paket yang tersedia untuk foto prewedding. Setelah melihat berbagai paket yang tersedia, mulai dari ekonomis hingga mubajis akhirnya kami memilih yang sedang-sedang saja. Sebagai gambaran ada paket yang seharga S$699, S$899, S$1299, S$1,899 dan seterusnya. Tidak perlu langsung membayar lunas, biasanya bisa dicicil dan harus terlunas semuanya pada saat pengambilan foto yang sudah jadi berupa foto album, foto bingkai, post card dan lainnya. Semakin mahal paketnya, maka semakin banyak pakaian yang diberikan (beri dalam arti pinjam) untuk sesi foto nantinya,serta pemberian album foto yang lebih dari satu dan lain-lain. Didalam paket kita juga bisa memilih pakaian yang akan dipakai saat resepsi pernikahan, jadi ngga cuma untuk foto prewed.
Setelah kami sepakat untuk mengambil paket sedang-sedang itu dan mendengarkan penjelasan dari marketingnya mengenai apa saja yang sudah termasuk didalam paket, berhubugan saya dan istri bekerja diluar daerah maka, pada hari itu juga kami langsung diminta untuk memililh pakaian untuk dikenakan pada acara resepsi dan sesi foto nantinya. Kami juga menentukan sesi pemotretan dilaksanan pada bulan Juni mendatang sehingga baju yang kami pilih masih bisa dipermak sesuai ukuran kami. Tentu saja setelah beberapa bulan kemudian apabila ada baju ataupun gaun baru, kita masih diperbolehkan untuk merubah pilihan sebelumnya.
Bulan Juni 2013 akhirnya tiba juga, saya dan istri cuti kerja lagi dan pulang kampung. kami kembali ke toko bridal sebelumnya untuk mencoba lagi pakaian yang kami pilih sebelumnya. Setelah semua sudah kelar, besoknya kami pun memulai sesi foto preweding di indoor studio milik toko bridal tersebut dan lusanya sesi foto outdoor di Nongsa Point Marina Batam. Ternyata foto dioutdoor ini bukannya gratis lho, kita harus membayar $50 diresepsionis setelah itu mereka akan memberi kwitansi, jadi bukan pihak bridal yang ingin “mark up”, jangan salah paham yo.
2 hari sesi foto ternyata capek juga, biarpun hanya bergaya dan difoto, semua itu bisa memakan waktu hingga seharian. Nah, setelah sesi foto selesai saatnya kita memilih foto yang akan dicetak. Dari sekian banyak foto yang diambil, kami disuruh untuk memilih 25 lembar yang akan dicetak menjadi album. Apabila kita merasa seluruh foto itu cantik dan bagus, pihak bridal akan menawarkan pembelian all files dimana kita harus menambah biaya yang menurut saya banyak, S$500-S$700 gitulah.
Foto yang sudah dipilih, biasanya butuh waktu kisaran 1 bulan untuk pengeditan sebelum dicetak. Jadi yang aslinya jerawatan akan diedit mulus lus lus, yang badannya melar kesamping akan diedit langsing sing sing (pantesan lama baru jadi, editannya banyak sih). Jangan lupa pada saat pengambilan foto nanti, semua kewajiban sudah harus dilunasi. Jadi yang punya utang jangan pura-pura bego ya. Pada saat ini, hubungan kita dengan bridal masih belum berakhir walaupun semua kewajiban sudah lunas dan foto-foto sudah jadi. Karena kita masih membutuhkan pakaian mereka untuk dikenakan pada saat resepsi nanti.
Ditunggu-tunggu, akhirnya moment akbar akhirnya datang juga. Oktober 2013, sehari sebelum resepsi pernikahan kita diminta untuk ke tempat bridal untuk dekorasi mobil serta mengambil pakaian pengantin pria, untuk yang pengantin wanita tidak perlu diambil karena akan langsung dikenakan ketika make up nanti (make up sudah termasuk dalam paket, jadi gratis nih). Saat pengambilan pakaian pengantin pria, kita diwajibkan untuk membayar uang jaminan dimana uang tersebut akan dikembalikan saat kita mengembalikan pakaian mereka dalam keadaan baik alias tidak cacat tidak rusak. Setelah semua itu selesai, barulah kita putus hubugan dengan toko bridal.
Sebenarnya foto prewedding adalah sebuah bagian dari pernikahan, untuk yang ekonominya masih mampu, ya tidak ada salahnya membuat istri sendiri senang, karena wanita paling bahagia ketika disuruh mencoba gaun-gaun pengantin dan diabadikan dalam foto. Untuk yang ekonominya pas-pasan bisa saja mengambil paket yang seusai dengan kondisi, tidak perlu mahal-mahal yang penting ada kan?