Monday, May 10, 2010

Cintaku yang disia-siakan

Sungguh kecewa hati ini apabila memikirkan dirinya. Betapa tidak? Selama ini cinta dan sayang pada dirinya tidak membuat dirinya merasa nyaman dan tenang.
Sudah berapa kali kami berantem hanya karena masalah sepele, apabila tidak ada pikiran yang seperti itu muncul dalam benaknya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tapi saya tahu tidak mudah, karena orangnya emank suka berpikir negatif. Berkali-kali saya berikan arahan agar berpikir yang positif, namun tidak pernah berhasil mengubah pemikirannya.

Dalam hati bertanya, apakah saya tidak cukup baik buatnya? Apakah selama ini yang saya lakukan tidak membuatnya merasakan bahagia? Mungkin saya harus mengikutinya berpikir negatif, sehingga dia juga bisa merasakan perasaanku. Dalam hati saya berkata “ya, selama ini saya tidak membuatnya merasakan puas dengan apa yang dia dapatkan, selama ini pula dia hidup sengsara dan menahan perih saat bersamaku”. Ketika dia mengetahui jawaban hatiku seperti ini, bisakah dia merasakan sakit hati dan kekecewaanku? Merasa sia-sia juga kah? Saya tidak tahu, karena saya mungkin belum benar-benar memahaminya.

Suatu hubungan yang ingin saya jalin dengan damai dan tentram, kenapa harus diusik oleh pikirannya yang negatif? Saya sungguh tidak puas dan tidak terima karena cintaku dibalas seperti itu.
Setiap kali dia memulainya, dia menyesalinya, dia ingin menyelesaikan degan begitu gampang, namun saya yang terluka. Harus sampai kapan saya bertahan menghadapi sikap ketidak dewasaan seperti ini? Hatiku sakit sekali, sampai saya hanya bisa tersenyum menahan perih ini. Saya hanya bisa berdoa, semoga dirinya diberi pemikiran yang lebih positif dan dewasa oleh Tuhan. Cobaan yang akan datang akan lebih besar dan banyak, kalau dirinya tidak bisa berpikir dewasa dan positif, saya rasa cinta ini tidak akan bersemi. Sekali lagi saya dibuatnya untuk bertanya pada diri sendiri “bisakah kita bertahan sampai kakek dan nenek?”

0 comments:

Post a Comment